Sertifikasi Vaksin Sinovac Harus Segera Dinegosiasikan Demi Kuota Haji

25-05-2021 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi VI DPR RI dengan Holding BUMN Farmasi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/5/2021). Foto: Geral/Man

 

Menjelang keberangkatan jemaah Haji tahun 2021, Indonesia hingga kini belum mendapat kepastian jumlah kuota Haji disebabkan sertifikasi Vaksin Sinovac yang belum diakui oleh WHO. Untuk itu, Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid mendesak pemerintah untuk secepat mungkin menyelesaikan permasalahan sertifikasi ini.

 

Hal tersebut ia nyatakan dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi VI DPR RI dengan Holding BUMN Farmasi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/5/2021). Menurutnya, Bio Farma dkk, harus segera melakukan optimalisasi dengan pemerintah untuk segera menegosiasikan sertifikasi Vaksin Sinovac di tingkat internasional, sebab eksistensi perusahaan pelat merah ini menjadi taruhannya.

 

“Nah karena itu, karena ini masih ada waktu, saran dan pendapat saya, menurut saya sudah baik Bio Farma leading menjadi komandan dalam vaksinasi nasional. Namun, kalau perkara ini tidak diselesaikan dengan baik, ini akan menjadi tsunami. Dan prestasi Bio Farma selama menangani vaksinasi hilang begitu saja,” tegas Nusron.

 

Politisi Partai Golkar itu mengaku khawatir apabila 40 ribu calon jemaah Haji tahun ini gagal diberangkatkan karena ketidakmampuan pemerintah melakukan negosiasi sertifikasi Vaksin Sinovac tersebut. Ditambahkannya, eskalasi isu ini juga akan meluas dan akhirnya menimbulkan kegaduhan yang besar. Untuk itu ia meminta negara untuk hadir memperjuangkan hak umat Islam Indonesia ini.

 

“Nanti isunya akan bergeser, untuk apa negara spend uang sebanyak itu terus ujung-ujungnya tidak diakui di dalam dunia internasional. Menyelamatkan 100 persen juga tidak, diakui juga tidak. Sementara uangnya pasti keluar banyak. Sekali lagi ini menjadi isu yang sangat krusial yang harus segera diselesaikan pemerintah,” tukas legislator dapil Jawa Tengah II itu. (er/sf)

BERITA TERKAIT
Harga Gula dan Tetes Tebu Anjlok, Komisi VI Dengar Keluhan APTRI
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengadukan anjloknya harga gula dan tetes tebu kepada Komisi VI DPR...
Gde Sumarjaya: Pendanaan Koperasi Merah Putih Harus Sesuai Kaidah Usaha
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pembiayaan untuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih diminta tetap mengacu pada prinsip keuangan yang sehat. Anggota Komisi VI...
KAI Harus Hentikan Praktik Outsourcing dan Benahi Sistem Digitalisasi Tiket yang Rentan Disalahgunakan
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mendorong PT Kereta Api Indonesia (Persero) membenahi secara serius manajemen...
Komposisi Direksi Baru KAI Bukan Seremonial, Harus Percepat Adaptasi dan Kebijakan Strategis
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Adisatrya Suryo Sulisto, mengingatkan jajaran direksi baru PT Kereta Api Indonesia...